PENINGKATAN PRODUKSI TELUR AYAM NUNUKAN
Kesesuaian inovasi/Karakteristik lokasi
Ayam Nunukan adalah sumber plasma nutfah lokal Propinsi Kalimantan Timur yang keberadaannya sudah sangat langka dan terancam punah. Pola pemeliharaan yang kebanyakan masih bersifat tradisional menyebabkan ayam ini mengalami penurunan produktivitas dan mutu genetik karena bercampur dengan ayam buras lainnya.
Pada saai ini pemanfaatan sumber daya genetik ayam nunukan sangat penting untuk dilakukan karena bertujuan untuk memperoleh ayam buras unggul yang adaptif, produktif dan sifat-sifat unggul lain. Produktivitas ayam banyak ditentukan kualitas genetik, pakan dan lingkungan. Salah satu cara awal untuk meningkatan mutu genetik ayam nunukan saat ini adalah dengan cara penerapan program seleksi dan hibridisasi.
Seleksi akan meningkatkan frekuensi gen-gen yang diinginkan dan menurunkan frekuensi gen-gen yang tidak diinginkan. Kedepan hasil seleksi ini diharapkan dapat dipergunakan untuk mendapatkan ayam buras jenis baru yang mempunyai sifat-sifat unggul yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, baik sebagai ayam buras penghasil telur maupun penghasil daging.
Selain masalah mutu genetik, masalah pakan memegang peranan dalam peningkatan produktivitas ternak. Biaya terbesar terletak pada pakan yang mencapai 80 % dari semua input produksi. Oleh karena hal tersebut maka perlu adanya usaha-usaha untuk memanfaatkan bahan baku pakan lokal sebagai pakan alternatif. Usaha-usaha peningkatan produktivitas tersebut akan memberikan hasil yang nyata jika didukung oleh manajemen pemeliharaan yang baik.
Keunggulan /Nilai Tambah Inovasi
- Meningkatkan produktivitas ayam seperti produksi telur, berat telur, efisiensi penggunaan pakan.
- Tingkat keseragaman ayam meningkat baik dari sisi produksi maupun performan
- Secara ekonomis lebih menguntungkan dibandingkan sebelum dilakukan seleksi.
- Menekan biaya produksi dengan penggunaan pakan alternatif dengan bahan baku pakan lokal
Uraian Inovasi
1. Ayam Nunukan yang menjelang bertelur diseleksi dengan pengetahuan lokal yang telah berkembang di kalangan masyarakat, seperti jarak antara dua tulang tulang pubis dan jarak dari ujung tulang dada dengan tulang pubis ternyata secara ilmiah dapat dibuktikan dengan adanya nilai korelasi yang tinggi dengan produktivitas ternak ayam buras.
Ternak Ayam Nunukan yang telah memasuki periode bertelur diseleksi dengan berpedoman pada 10 parameter bagian tubuh ayam yaitu :
1) kaki kecil dan pendek,
2) tulang pubis lebih dari dua jari,
3) tubuh elastis,
4) ekor mengipas, dibagian tunggir tumbuh bulu yang merata,
5) punggung rata dari mulai ujung leher sampai kloaka,
6) Paruh pendek dan kecil,
7) mata cerah,
8) pial merah,
9) jarak capit udang berkisar 4 jari,
10) bulu mengkilat.
2. Ayam betina ditempatkan dalam kandang bateray secara individual untuk mempermudah pengamatan produksi telurnya selama 3 bulan. Pengamatan meliputi konsumsi pakan, produksi telur, berat telur, konversi pakan.
3. Selanjutnya diambil 25 % dari jumlah induk yang dipelihara yang mempunyai produksi telur tinggi. Induk yang dipilih dikawinkan dengan pejantan yang tersedia di kandang litter.
4. Telur yang dihasilkan ditetaskan dengan mengambil 10% telur dari induk yang terseleksi.
5. Hasil tetasnya dipelihara dan diamati pertumbuhannya, konsumsi pakan, konversi pakan, pertumbuhan dan warna bulu sampai produksinya diamati untuk mendapatkan generasi kedua ayam yang terseleksi.
6. Untuk menekan biaya produksi pakan maka diberikan pakan alternatif dengan komponen bahan baku lokal, yang murah, mudah didapat dengan ketersediaannya yang kontinyu dan mengandung semua unsur nutrisi yang diperlukan ternak (Tabel 1 dan 2).
Tabel 1. Formulasi Pakan Alternatif Dengan Penggunaan Bahan Baku Lokal
No. Komponen ransum Prosentase (%)
1. Jagung giling 54
2. Bekatul 16
3. Konsentrat 8
4. Cangkang udang 16
5. Kulit kakao 5
6. Premix 1
Tabel 2. Kandungan Nutrisi Formulasi Pakan Alternatif
No. Uraian Kandungan nutrisi (%)
1. Protein kasar 17,64
2. Lemak kasar 3,88
3. Serat kasar 6,49
4. Ca 1,59
5. P 0,47
Cara penggunaan inovasi
Ayam hasil seleksi ini akan dilepas ke masyarakat jika telah memenuhi standar mutu genetik yang telah ditetapkan dengan jumlah populasi yang memadai. Pemeliharaan ayam seleksi ini harus diikuti dengan penerapan manajemen pemeliharaan dan pakan yang tepat dengan memanfaatkan sumber bahan baku lokal. Dengan menggunakan pakan alternatif (Tabel 5.) petani peternak dapat menekan biaya produksi dan tidak tergantung pada pakan komersial yang saat ini harganya sangat fluktuatif (cenderung selalu meningkat).
Kedepannya pemeliharan Ayam Nunukan hasil seleksi ini harus lebih banyak melibatkan masyarakat pedesaan karena mereka yang terbiasa memelihara ayam buras. Untuk menjaga agar usaha pengembangan Ayam Nunukan ini terus berlanjut maka perlu adanya pembentukan kelompok-kelompok usaha Ayam Nunukan di suatu kawasan. Kelompok-kelompok tersebut merupakan suatu rantai usaha budidaya. Usaha-usaha tersebut diantaranya adalah: usaha memproduksi telur tetas, telur komersial usaha penetasan, usaha pembesaran.
Informasi Lain yang Perlu Ditonjolkan
Tabel 3. Perbandingan Ayam Merawang dan Ayam Nunukan
Uraian Ayam Merawang Ayam Nunukan
Berat telur (gr) 38 – 45 44 – 47
Produksi telur (%) 35 36 40 – 60
Warna telur Putih/Coklat Muda Putih/putih kecoklatan
Umur bertelur pertama (hari) 160 - 175 150 -160
Berat badan bertelur pertama (kg) 1,25 – 1,7 1 – 1,5 kg
Konsumsi pakan layer (gr/hari) 90 91.9
Konversi pakan 4,11 3.01 – 3.5
Sumber :